El Nino dan La nina serta Pengaruhnya
Terhadap cuaca Indonesia
KELOMPOK 5 :
fajar suryo wicaksono (13.12.2585)
firman setia budi (13.11.2472)
renysa lidiano (13.11.2485)
reygik riskianera himawan (13.11.2486)
METEOROLOGI 3E
AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
JAKARTA 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun
penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya, kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah
ini penyusun menerima banyak bantuan. Oleh
karena itu pada kesempatan kali ini kami menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini,
khususnya kepada :
1.
Dr. Suko Prayitno
Adi, M. Si, selaku Direktur Akademi Meteorologi Dan Geofisika,
2.
Bapak ,
selaku dosen pembimbing mata kuliah Fisika Atmosfer,
3.
Rekan-rekan Taruna
Akademi Meteorologi dan Geofisika, serta
4.
Semua pihak yang
telah membantu terlaksananya kegiatan ini dengan baik.
Tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah
SWT semata. Apabila ada kekurangan dalam penulisan laporan ini, kami mohon
maaf dan kami harapkan kritik serta
saran dari semua pihak agar dapat menjadi lebih baik kedepannya.
Tangerang, 02 Januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................ 2
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 5
EL
NINO
A. PENGERTIAN EL NINO……………………………………………………….5
B. PROSES TERJADINYA EL NINO……………………………………………..5
C. MENDETEKSI EL NINO……………………………………………………...10
LA
NINA
A. PENGERTIAN LA NINA………………………………………………………12
B. PROSES TERJADINYA LA NINA…………………………………………….13
C. MENDETEKSI LA NINA………………………………………………………14
DAMPAK EL NINO DAN LA NINA
TERHADAP IKLIM DI INDONESIA............... 15
BAB III
KESIMPULAN.....................................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia
adalah negara maritim, begitulah banyak orang yang mengatakan. Tetapi banyak
orang juga tidak tahu akan kekayaan, kegunaan dan efek dari laut itu
sendiri terhadap negara Indonesia. Mereka hanya tahu laut indonesia itu luas
dan indah. Dan sekarang saya ingin memberi tahu sedikit saja tentang laut di
Indonesia yaitu tentang kejadiaan di laut yang bisa memberi efek yang besar
terhadap laut, bahkan sampai daratan di Indonesia. Yaitu El Nino dan La Nina.
El
Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino
adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru –
Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global).
Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya
up-welling (arus dari dasar laut menuju permukaan). Menurut bahasa setempat El
Nino berarti bayi laki-laki karena munculnya di sekitar hari Natal (akhir
Desember). Di Indonesia, angin monsun (muson) yang datang dari Asia dan membawa
banyak uap air, sebagian besar juga berbelok menuju daerah tekanan rendah di
pantai barat Peru – Ekuador. Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya
membawa sedikit uap air sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang.
La Nina merupakan kebalikan dari El
Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi perempuan. Peristiwa
itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai
Peru – ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya
kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca
menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang
normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino.
BAB II
PEMBAHASAN
EL NINO
A. PENGERTIAN
EL NINO
Nino adalah fenomena alam dan bukan
badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar
Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara
fisik El Nino tidak dapat dilihat.
B. PROSES TERJADINYA EL NINO
1. Asal
Muasal El Nino
El
Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak lelaki”. Sejarahnya, pada
abad ke-19 nelayan Peru menyadari terjadinya kondisi menghangatnya suhu lautan
yang tidak biasa di wilayah pantai Amerika Selatan, dekat Ekuador dan
meluas hingga perairan Peru. Hal ini terjadi di
sekitar musim Natal pada setiap tahun. Pada tahun-tahun normal, air
laut dalam yang bersuhu rendah dan kaya akan nutrisi
bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai. Kondisi ini
dikenal dengan upwelling. Upwelling ini
menyebabkan daerah tersebut sebagai tempat berkumpulnya jutaan plankton
dan ikan. Ketika terjadi El Nino upwelling
jadi melemah, air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah menyebar di
sepanjang pantai sehingga panen para nelayan
berkurang.
Gilbart
Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi
Walker yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di
atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan
temperatur di atas perairan yang luas pada
daerah tersebut.
a. Perairan sepanjang pantai China dan Jepang,
atau Carolina Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan
perairan sepanjang
pantai Portugal dan California. Sedangkan perairan di sekitar wilayah
Indonesia lebih hangat
daripada perairan di
sekitar Peru, Chile dan Ekuador.
b. Perbedaan temperatur lautan di arah Timur –
Barat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara permukaan di antara
tempat – tempat
tersebut.
c. Udara bergerak naik di wilayah lautan yang
lebih hangat dan bergerak turun di di wilayah lautan yang lebih dingin. Dan
itu menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timur ke
Barat.
Inilah
yang kemudian disebut dengan angin Pasat Timuran.
2.
Kondisi Normal
Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka
Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia ≥28°C sedangkan SST di
Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di
Pasifik Barat 8° - 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik
Timur).
Pada
kondisi netral :
- Angin di wilayah Samudra
Pasifik di sekitar ekuator ( Angin Pasat Timuran) dan air laut di
bawahnya, mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran ini sedikit berbelok
ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan
Selatan.
- Daerah yang berpotensi tumbuh
awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan
Australia Utara
3.
Kondisi El Nino
Sebaran awan hujan sangat sedikit
di wilayah Indonesia
Pada
tahun El Nino jumlah air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang
Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur berkurang
atau bahkan menghilang sama sekali. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi
sehangat Pasifik Barat.
Ketika
terjadi El Nino :
- Angin Pasat Timuran melemah,
artinya angin berbalik arah ke Barat dan mendorong wilayah potensi hujan
ke Barat. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan
meliputi wilayah Perairan Pasifik Tengah dan Timur dan Amerika Tengah.
|
|
4. Intensitas El Nino
Masing-masing
kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya sebagaimana dampaknya pada
pola turunnya hujan maupun panjang durasinya.
Berdasar
intensitasnya El Nino dikategorikan sebagai :
- El Nino Lemah (Weak El Nino), jika
penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +0.5º C s/d +1,0º C dan
berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
- El Nino sedang (Moderate El Nino),
jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +1,1º C s/d 1,5º C dan
berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
- El Nino kuat (Strong El Nino), jika
penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator > 1,5º
C dan berlangsung minimal selama
3 bulan berturut-turut.
C.
MENDETEKSI EL NINO
El Nino
adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi kehidupan di wilayah Samudra
Pasifik selama ratusan tahun. Meskipun rata-rata El Nino terjadi setiap tiga
hingga delapan tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 18 bulan, ia tidak
mempunyai periode tetap. Kenyataan ini membuat El Nino sulit diprakirakan
kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. Namun demikian secara
umum terdapat tiga parameter yang biasa digunakan untuk mendeteksi terjadinya
El Nino :
1. SOI (Indeks Osilasi Selatan)
SOI
adalah nilai indeks yang menyatakan perbedaan Tekanan Permukaan Laut (SLP)
antara Tahiti dan Darwin-Australia, secara matematika
dirumuskan :
- Pdiff
= selisih antara rata-rata satu bulan
SLP Tahiti dan rata-rata SLP Darwin
- Pdiffav
= rata-rata jangka panjang Pdiff di bulan yang dimaksud
- SD(Pdiff) = Standar
Deviasi jangka panjang dari Pdiff di bulan yang dimaksud
El Nino
dideteksi ketika nilai SOI negatif selama periode yang cukup lama (minimal tiga
bulan).
2. Suhu Muka Laut (SST)
El
Nino terutama ditandai dengan meningkatnya suhu muka laut di Pasifik
Ekuator, SST ini lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-ratanya dan penyimpangan di daerah tersebut bernilai positif.
Pergerakan
angin pasat
Selama kejadian
El Nino, angin pasat timur melemah. Aliran ke Timur berbalik ke arah Barat. Perairan di
sekitar Indonesia dan Australia menjadi dingin dan
lebih kering.
LA NINA
A. PENGERTIAN LA NINA
Dalam
bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina
merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan
Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik,
periodenya pun tidak tetap.
B. PROSES TERJADINYA LA NINA
Pada
saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang
Samudra Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ).
Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat.
Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan
massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling.
Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari
nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi
Utara Khatulistiwa.
- Nina Lemah , yang ditetapkan jika SST
bernilai <- 0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
- La Nina sedang, yang ditetapkan jika SST
bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
La
Nina kuat, yang
ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
Kondisi Suhu Muka Laut pada kondisi
La Nina
1. Kondisi La Nina
Pada tahun La Nina jumlah air laut
bertemperatur rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan
Pasifik Timur meningkat. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi lebih dingin
dari Pasifik Barat.
Ketika terjadi La Nina :
- Angin passat Timuran menguat,
sehingga massa udara dingin meluas hingga Samudera Pasifik bagian tengah
dan Timur.
- Ini menyebabkan perubahan pola cuaca.
Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Barat.
2. Kondisi Normal
Kondisi
Suhu Muka Laut pada Kondisi Normal
Pada
tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut
Australia ≥28°C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C
(SST di Pasifik Barat 8° - 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik
Timur).
- Angin di wilayah Samudra
Pasifik Ekuatorial (Angin passat Timuran) dan air laut di bawahnya
mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran timuran air ini sedikit berbelok
ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan.
- Daerah yang berpotensi tumbuh
awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan
Australia Utara.
C.
MENDETEKSI LA NINA
Meskipun
rata-rata La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat
berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit
diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina
adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama
ratusan tahun. Namun demikian secara umum terdapat tiga parameter yang biasa
digunakan untuk mendeteksi terjadinya La Nina :
1. SOI (Indeks Osilasi Selatan)
SOI adalah
nilai indeks yang menyatakan perbedaan Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara
Tahiti dan Darwin, Australia.
Dengan :
- Pdiff
= selisih antara rata-rata satu bulan SLP Tahiti dan rata-rata SLP Darwin
- Pdiffav =
rata-rata jangka panjang Pdiff di bulan yang dimaksud
- SD(Pdiff) = Standar
Deviasi jangka panjang dari Pdiff di bulan yang dimaksud
La Nina
dideteksi ketika nilai SOI positip selama periode yang cukup lama
(setidak-tidaknya tiga bulan).
2. Suhu Muka Laut
La Nina
terutama ditandai dengan mendinginnya suhu muka laut di Pasifik Equator
- SST lebih rendah dibandingkan
dengan rata-ratanya.
- penyimpangan suhu muka laut di
daerah tersebut bernilai negatif.
3. Angin Pasat
Selama
kejadian La Nina, angin pasat timur menguat. Perairan di sekitar Indonesia dan
Australia menjadi lembab dan basah.
PENGARUH EL NINO DAN LA NINA TERHADAP IKLIM DI INDONESIA
Dampak El Nino
El Nino
merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di
berbagai tempat.
1. Dampak
El Nino terhadap kondisi cuaca global
a) Angin
pasat timuran melemah
b)
Sirkulasi Monsoon melemah
c)
Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan
amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung
lebih dingin dan kering.
d) Potensi
hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat serta wilayah
Argentina. Cuaca cenderung hangat dan lembab.
2. Dampak El
Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia
Fenomena
El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang,
tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino
tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua
maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El
Nino.
El Nino
pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan
keadaan bertambah menjadi lebih buruk dengan
meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya.
Kekeringan
dan kebakaran hutan terparah yang pernah terjadi selama 50 tahun terjadi di
tahun 1997. Polusi udara yang ditimbulkannya menyebar hingga ke seluruh wilayah
ditambah Negara-negara tetangga –Brunei, Filipina, dan Thailand
DAMPAK LA NINA
La Nina
merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di
berbagai tempat.
1. Dampak
La Nina terhadap kondisi cuaca global
- Angin passat timuran menguat
- Sirkulasi Monsoon menguat
- Akumulasi curah hujan berkurang
di wilayah Pasifik bagian timur. Cuaca di daerah ini cenderung lebih
dingin dan kering.
- Potensi hujan terdapat di
sepanjang Pasifik Ekuatorial Barat seperti Indonesia, Malaysia dan
Australia bagian Utara. Cuaca cenderung hangat dan lembab.
2. Dampak La Nina terhadap kondisi
cuaca Indonesia
Fenomena
La Nina menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia bertambah,
bahkan sangat berpotensi menyebabkan terjadinya banjir. Peningkatan curah hujan
ini sangat tergantung dari intensitas La Nina tersebut. Namun karena posisi
geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh
wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina.
BAB III
KESIMPULAN
1. Pada saat kondisi normal Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut
Australia ≥28°C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C
(SST di Pasifik Barat 8°-10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur).
2. Kondisi
El nino jumlah air
laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan
Pasifik Timur berkurang atau bahkan menghilang
sama sekali. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi sehangat Pasifik
Barat
3. Kondisi
La Nina jumlah air
laut bertemperatur rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan
Pasifik Timur meningkat. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi lebih dingin
dari Pasifik Barat.
4. Dampak
El Nino tehadap curah hujan di Indonesia adalah curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia
berkurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari
intensitas El Nino tersebut.
5. Dampak
La Nina tehadap curah hujan di Indonesia adalah curah hujan di sebagian besar
wilayah Indonesia bertambah, bahkan sangat berpotensi menyebabkan terjadinya banjir.
Peningkatan curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas La Nina tersebut