APA BUKTI ANDA BAHAGIA

  • Ibnu abas adalah sahabat Rosulullah SAW yang sangat telaten menjaga dan melayani Rasulullah saw. Ia pernah didoakan secara khusus oleh beliau, untuk kecerdasanya. Pada usia 9 tahun, ibnu Abas telah hafal Al Qur,an dan mengimam shalat dimasjid.
  • suatu hari ibnu abas ditanya oleh para tabiin tentang bagaimana ciri ciri orang yang bahagia ? Ibnu Abas menjawab bahwa ada tujuh tanda kebahagiaan hidup seseorang di dunia : Pertama Qalb syakir, hatinya selalu bersyukur. Bersyukur kepada Allah dan menerima apa yang ia peroleh serta memanfaatkanya untuk kebaikan. Memiliki jiwa bersyukur berarti menerima apa yang ada dengan lapang dada. Tidak ada keinginan yang besarnya melebihi genggaman tangan dan tidak pernah menggerutu jika yang diterima lebih kecil dari pada telapak tangan.   
  •  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

ua air dan udara basah


AKADEMI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
TAHUN AJARAN 2012/2013
  -------------------------------------------------------------------------


Uap Air dan Udara Basah


OLEH
1.    Dyah Rizky Alyudin                         13.11.2470
2.    Endah Eka Kusumaningtyas 13.11.2471
3.    Rizky Dwi Saputro                          13.11.2457
4.    Rosi Fitria                                        13.11.2487

Meteorologi Semester IIIE


FISIKA ATMOSFER

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

proses presipitasi dan penguapan

    proses penguapan dan presipitasi








       O
L
E
H

FITRIA MELINDA ( 13.11.2473 )
HARI SAPUTRO ( 13.11.2474 )
NUR FITRIYANI ( 13.11.2483 )
NURROHMI UTAMI ( 13.11.2484 )


METEOROLOGI SEMESTER III E
AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
TAHUN AJARAN 2012/2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

el nino dan la nina serta pengaruhnya bagi indonesia

El Nino dan La nina serta Pengaruhnya Terhadap cuaca Indonesia


KELOMPOK 5 :

fajar suryo wicaksono (13.12.2585)
firman setia budi (13.11.2472)
renysa lidiano (13.11.2485)
reygik riskianera himawan (13.11.2486)


METEOROLOGI 3E

AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
JAKARTA 2013
KATA  PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menerima banyak bantuan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, khususnya kepada :
1.      Dr. Suko Prayitno Adi, M. Si, selaku Direktur Akademi Meteorologi Dan Geofisika,
2.      Bapak , selaku dosen pembimbing mata kuliah Fisika Atmosfer,
3.      Rekan-rekan Taruna Akademi Meteorologi dan Geofisika, serta
4.      Semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini dengan baik.
Tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Apabila ada kekurangan dalam penulisan laporan ini, kami mohon maaf  dan kami harapkan kritik serta saran dari semua pihak agar dapat menjadi lebih baik kedepannya.






Tangerang,  02 Januari 2013  


                    Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 5
EL NINO
            A. PENGERTIAN EL NINO……………………………………………………….5
            B. PROSES TERJADINYA EL NINO……………………………………………..5
            C. MENDETEKSI EL NINO……………………………………………………...10
LA NINA
            A. PENGERTIAN LA NINA………………………………………………………12
            B. PROSES TERJADINYA LA NINA…………………………………………….13
            C. MENDETEKSI LA NINA………………………………………………………14
DAMPAK EL NINO DAN LA NINA TERHADAP IKLIM DI INDONESIA............... 15
BAB III
KESIMPULAN.....................................................................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara maritim, begitulah banyak orang yang mengatakan. Tetapi banyak orang juga tidak tahu akan kekayaan, kegunaan dan  efek dari laut itu sendiri terhadap negara Indonesia. Mereka hanya tahu laut indonesia itu luas dan indah. Dan sekarang saya ingin memberi tahu sedikit saja tentang laut di Indonesia yaitu tentang kejadiaan di laut yang bisa memberi efek yang besar terhadap laut, bahkan sampai daratan di Indonesia. Yaitu El Nino dan La Nina.
El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global). Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dari dasar laut menuju permukaan). Menurut bahasa setempat El Nino berarti bayi laki-laki karena munculnya di sekitar hari Natal (akhir Desember). Di Indonesia, angin monsun (muson) yang datang dari Asia dan membawa banyak uap air, sebagian besar juga berbelok menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru – Ekuador. Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang.
La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru – ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino.



BAB II
PEMBAHASAN
EL NINO
A.     PENGERTIAN EL NINO
Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.

B.     PROSES TERJADINYA EL NINO

1. Asal Muasal El Nino
El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak lelaki”. Sejarahnya, pada abad ke-19 nelayan Peru menyadari terjadinya kondisi menghangatnya suhu lautan yang tidak biasa di wilayah pantai Amerika Selatan, dekat Ekuador dan     meluas hingga perairan Peru. Hal ini terjadi di sekitar musim Natal pada setiap tahun. Pada tahun-tahun normal, air     laut dalam yang bersuhu rendah dan kaya akan nutrisi bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai. Kondisi ini     dikenal dengan upwelling. Upwelling ini menyebabkan daerah tersebut sebagai tempat berkumpulnya jutaan plankton     dan ikan. Ketika terjadi El Nino upwelling jadi melemah, air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah menyebar di     sepanjang pantai sehingga panen para nelayan berkurang.
Gilbart Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi angin      Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas      pada daerah tersebut.
     a. Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan          perairan sepanjang pantai Portugal dan California. Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia lebih hangat          daripada perairan di sekitar Peru, Chile dan Ekuador.
     b. Perbedaan temperatur lautan di arah Timur – Barat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara permukaan di antara          tempat – tempat tersebut.
     c. Udara bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di di wilayah lautan yang lebih dingin.
         Dan itu menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timur ke Barat.
        





Inilah yang kemudian disebut dengan angin Pasat Timuran.

2. Kondisi Normal     
Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia ≥28°C sedangkan SST di     Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di Pasifik Barat 8° - 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik     Timur).
   Pada kondisi netral :
  • Angin di wilayah Samudra Pasifik di sekitar ekuator ( Angin Pasat Timuran) dan air laut di bawahnya, mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan.
  • Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan Australia Utara
3. Kondisi El Nino
Sebaran awan hujan sangat sedikit di wilayah Indonesia
    Pada tahun El Nino jumlah air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur     berkurang atau bahkan menghilang sama sekali. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi sehangat Pasifik Barat.
   Ketika terjadi El Nino :
  • Angin Pasat Timuran melemah, artinya angin berbalik arah ke Barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke Barat. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Pasifik Tengah dan Timur dan Amerika Tengah.


4. Intensitas El Nino
Masing-masing kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya sebagaimana dampaknya pada pola turunnya hujan     maupun panjang durasinya.
    Berdasar intensitasnya El Nino dikategorikan sebagai :
  1. El Nino Lemah (Weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +0.5º C s/d +1,0º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
  2. El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +1,1º C s/d 1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
  3. El Nino kuat (Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator >     1,5º C dan berlangsung minimal           selama 3 bulan berturut-turut.
C. MENDETEKSI EL NINO
El Nino adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi kehidupan di wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun. Meskipun rata-rata El Nino terjadi setiap tiga hingga delapan tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 18 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap. Kenyataan ini membuat El Nino sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. Namun demikian secara umum terdapat tiga parameter yang biasa digunakan untuk mendeteksi terjadinya El Nino :
1. SOI (Indeks Osilasi Selatan)
    SOI adalah nilai indeks yang menyatakan perbedaan Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin-Australia,     secara matematika dirumuskan :
  • Pdiff       = selisih antara rata-rata satu bulan SLP Tahiti dan rata-rata SLP Darwin
  • Pdiffav    = rata-rata jangka panjang Pdiff di bulan yang dimaksud
  • SD(Pdiff) = Standar Deviasi jangka panjang dari Pdiff di bulan yang dimaksud
El Nino dideteksi ketika nilai SOI negatif selama periode yang cukup lama (minimal tiga bulan).

 2. Suhu Muka Laut (SST)
    El Nino terutama ditandai dengan meningkatnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator, SST ini lebih tinggi dibandingkan     dengan rata-ratanya dan penyimpangan di daerah tersebut bernilai positif.
Pergerakan angin pasat
    Selama kejadian El Nino, angin pasat timur melemah. Aliran ke Timur berbalik ke arah Barat. Perairan di sekitar     Indonesia dan Australia menjadi dingin dan lebih kering.
LA NINA
A. PENGERTIAN LA NINA
Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap.

B. PROSES TERJADINYA LA NINA
Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
    1.  Nina Lemah , yang ditetapkan jika SST bernilai <- 0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.  
    2. La Nina sedang, yang ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.  
La Nina kuat, yang ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
Kondisi Suhu Muka Laut pada kondisi La Nina

1. Kondisi La Nina
Pada tahun La Nina jumlah air laut bertemperatur rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur meningkat. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi lebih dingin dari Pasifik Barat.
Ketika terjadi La Nina :
  • Angin passat Timuran menguat, sehingga massa udara dingin meluas hingga Samudera Pasifik bagian tengah dan Timur.
  • Ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Barat.
2. Kondisi Normal
Kondisi Suhu Muka Laut pada Kondisi Normal
Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia ≥28°C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di Pasifik Barat 8° - 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur).
  • Angin di wilayah Samudra Pasifik Ekuatorial (Angin passat Timuran) dan air laut di bawahnya mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran timuran air ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan.
  • Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan Australia Utara.


C. MENDETEKSI LA NINA
Meskipun rata-rata La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun. Namun demikian secara umum terdapat tiga parameter yang biasa digunakan untuk mendeteksi terjadinya La Nina :
1. SOI (Indeks Osilasi Selatan)
SOI adalah nilai indeks yang menyatakan perbedaan Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin, Australia.
Dengan :
  1. Pdiff         = selisih antara rata-rata satu bulan SLP Tahiti dan rata-rata SLP Darwin
  2. Pdiffav     = rata-rata jangka panjang Pdiff di bulan yang dimaksud
  3. SD(Pdiff)   = Standar Deviasi jangka panjang dari Pdiff di bulan yang dimaksud
La Nina dideteksi ketika nilai SOI positip  selama periode yang cukup lama (setidak-tidaknya tiga bulan).
2. Suhu Muka Laut
La Nina terutama ditandai dengan mendinginnya suhu muka laut di Pasifik Equator
  • SST lebih rendah dibandingkan dengan rata-ratanya.
  • penyimpangan suhu muka laut di daerah tersebut bernilai negatif.
3. Angin Pasat
Selama kejadian La Nina, angin pasat timur menguat. Perairan di sekitar Indonesia dan Australia menjadi lembab dan basah.

PENGARUH EL NINO DAN LA NINA TERHADAP IKLIM DI INDONESIA
Dampak El Nino
El Nino merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat.
1. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global
a) Angin pasat timuran melemah
b) Sirkulasi Monsoon melemah
c) Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di    daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.
d) Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat serta wilayah Argentina. Cuaca cenderung     hangat dan lembab.

2. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia
Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.
El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan keadaan bertambah menjadi      lebih buruk dengan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya.
Kekeringan dan kebakaran hutan terparah yang pernah terjadi selama 50 tahun terjadi di tahun 1997. Polusi udara yang ditimbulkannya menyebar hingga ke seluruh wilayah ditambah Negara-negara tetangga –Brunei, Filipina, dan Thailand

DAMPAK LA NINA
La Nina merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat.
1. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca global
  1. Angin passat timuran menguat
  2. Sirkulasi Monsoon menguat
  3. Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Pasifik bagian timur. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.
  4. Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Barat seperti Indonesia, Malaysia dan Australia bagian Utara. Cuaca cenderung hangat dan lembab.

2. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca Indonesia
Fenomena La Nina menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia bertambah, bahkan sangat berpotensi menyebabkan terjadinya banjir. Peningkatan curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas La Nina tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina.  



                                                                                                                        





BAB III
KESIMPULAN
1.       Pada saat kondisi normal Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia ≥28°C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di Pasifik Barat 8°-10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur).
2.         Kondisi El nino jumlah air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur berkurang atau bahkan menghilang  sama sekali. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi sehangat Pasifik Barat
3.         Kondisi La Nina jumlah air laut bertemperatur rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur meningkat. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi lebih dingin dari Pasifik Barat.
4.         Dampak El Nino tehadap curah hujan di Indonesia adalah curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut.
5.         Dampak La Nina tehadap curah hujan di Indonesia adalah curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia bertambah, bahkan sangat berpotensi menyebabkan terjadinya banjir. Peningkatan curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas La Nina tersebut






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments